Hasil cecoretan dimalam purnama

2 comments
Ini Rahasiaku

hanya mampu mendengus keras
tepatnya karna sesal
namun ini adalah pilihan
lebih baik terhenti saat ini atau tidak dikerjakan jua

jika diteruskan? siapa yang menanggu beban?
mungkin aku, atau kamu

ini bukan akhir segalanya
kita hanya butuh ruangan berbeda
tak perlulah kita putar memori itu kembali
itu cukup menyakitkan
semoga kita tak berlinangan air mata kembali
cukup hari ini saja.



25/05/2013 11.40 pm

kini wajah mawar itu tampak layu
warnanya telah memudar
tak sesegar kemarin
tak seindah yang lalu

kini, hati ini ikut melayu
perasaan itu kian memudar
tak sesegar kemarin
tak seindah yang lalu

ada yang hilang
nafas ! nafas kehidupan yang sirna
ia terbawa badai yang berlalu
hanya meninggalkan seonggok keperihan
dan serpihan-serpihan kenangan

25/05/2013 11.51 pm

alunan nafas tak seirama
detak jantung tak beraturan
bumi dan bulan tak sampai ikuti porosnya
bergulat, bersaing, untuk bertahan
atau rela dibiarkan

tak terpungkiri bahwa terkadang hati menafikan
tak seirama, tak sepadan dengan akal pikiran
mereka saling menuding dan berlomba
siapa yang lebih pantas tampil?

isi hati kah?
atau logika pikiran?

harus bertanya pada siapa ?
mengapa sinkronasi tak berjalan?
apakah ini buah keegoisan?
siapalah tahu jika ada yang mengerti

ingatlah, ini panggung sandiwara
siapa yang kuat, tetaplah bertahan
ikuti saja arusnya.
setiap sandiwara akan temukan akhirnya

Jakarta, 10 april 2013



2 comments

  1. bagus tuh puisi, coba sekali-kali kita bikin mimbar bebas di hari jum'at gak cuma rapat OSIS yang menyebalkan. Kita mengekspresikan diri kita secara bebas dan tanpa beban.

    ReplyDelete
  2. makasi pak :D.... itu ngga tau dapet pangsit *eh wangsit dari mana bisa nulis gitu, hahaha . bagus itu pak usulannya, mungkin bisa ditanya ke anak sebelah, hehe

    ReplyDelete