Friday, April 18, 2014

UN ooohhh UN....

Assalamualaikum.... dear all :D

Alhamdulillah, telah selesai kami para kelas 3 SMA melewati rangkaian ujian yang sungguh memuakan. Nah pasca UN ini, gue mau banyak mengeluarkan segenap uneg-uneg diotak gue. Pertama, tahun ini adalah UN paling parah menurut gue. Soal matematika gue anggep terlalu sulit, dan ngga sesuai sama soal yang diajarkan guru-guru dan buku pendalaman materi yang terjual bebas di pasaran. Why? Karena menurut gosip yang beredar bahwa soal UN matematika tahun ini menggunakan standar soal matematika internasional. Ini sebenernye ujian tingkat nasional ape tingkat internasional, sih? -_-".

Betapa stresnya saat belajar 3 tahun dibayar dengan 3 hari
Ya seharusnya yaa, para pemerintah itu harusnya mempertimbangkan segala aspek, ngga asal bikin kebijakan. Gue juga kurang setuju dengan standar nilai yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena menurut gue itu terlalu tinggi, dan menyebabkan orang bertindak curang. Masa iya kemampuan anak satu indonesia disamakan? Lah wong IQ setiap anak kan berbeda. Bagaimana nasib para siswa yang tinggal dipelosok negeri? Mereka pasti keterbatasan akan informasi dan prasarana yang kurang memadai. Oke deh buat siswa-siswi yang tinggal di perkotaan mereka masih bisa terbantu dengan adanya Bimbel yang menjamur di mana-mana. Tetapi bagaimana nasib mereka?

Mungkin sampai hari ini, siswa-siswi hanya dijadikan kelinci percobaan oleh pemilik otoritas. Karena kalo nggak ada UN, tidak akan ada lagi proyek besar. Karena anggaran ujian nasional mencapai Rp. 545 miliar (cek disindang). Bayangin, praktek kecurangan contek mencotek saja dijadikan hal yang lumrah dari zaman ebtanas dulu. Jelas-jelas ini proyek cacat, kenapa mesti diteruskan untuk dijadikan barometer kelulusan siswa? Sungguh terlalu.

Memang, membicarakan kebijakan pemerintah itu tiada habisnya. Untungnya, Bapak Mendiknas kita sekarang akan siap-siap lengser. Akan ada dua kemungkinan untuk tahun depan, apakah UN tetap diteruskan, atau akan dihapuskan oleh Mentri yang baru? Semoga aja, untuk Menteri pendidikan yang batu nanti bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Resource :
Sumber 1

Sumber 2