“Din, Aku pengen kita ga kontekan dulu yaa selama mau ujian.
Aku mau fokus buat UN dulu Din”
“Sampe kapan kita nggak kontek? Dan” Tanyaku
“Aku pengen fokus sampai UN, Din. Maafin Aku ya, Din. Aku
juga nggak mau ngecewain orang tua aku”
Aku tercengang dengan keinginannya ini. Tak sadar mataku
tergenang air mata. Aku harus bijaksana dalam mengambil keputusan.
“Hmm, Yaudah kalo emang ini yang terbaik buat kita, ya ngga
apa-apa. Toh ini buat masa depan kita juga kan? ;)”
“Maafin aku ya Din, tapi mau gimana lagi”
“Iyaa, aku ngerti kok. Makasih malah kamu juga jadi ingetin
aku”
“Yaudah, Selamat tidur ya kamu, have a nice dream,
wassalamualaikum”
“Iyaa, kamu juga yaa. Waalaikumsalam”
Suara lembut seorang
lelaki disana. Teman dekatku. Entahlah, Aku tak mengerti dengan hubungan rumit
ini. Teman deket atau lebih dari itu.
Malam ini aku mendapat telepon dari Danang. Permintaannya
kali ini, lose contact sampai UN tiba.
Dua bulan Aku harus menunggu untuk sebuah kabar. Aku harus sabar,
menahan kerinduan. Tepat, ini masih tanggal 27 Januari. Aku selalu
mempercayainya, meskipun sesekali aku tau pernah dibohongi. Aku mengerti,
mungkin ini yang terbaik untuk kami. Kami sama-sama akan memasuki jenjang
perkuliahan. Aku tak ingin mengikuti ego-ku. Aku yakin semua baik-baik saja
jika permintaannya aku kabulkan.
Ujian nasional masih 2
bulan lagi. Kapan datang sih bulan April?.
Bulan maret nanti Aku akan merayakan ulang tahun yang ke 17.
Kebetulan, aku memang terlalu cepat
sekolah dasar, maka saat akhir SMA ini, aku baru akan merayakan sweet
seventeen. Sedih sekali rasanya. Aku masih ingin sekali mendapat kabarnya
seperti sedia kala, namun apa daya. Hmm, Kira-kira dia ingat kah dengan
perayaan ulang tahun ku nanti? Haha.
Danang, dia seorang lelaki yang aku sayangi. Tipe cerdas,
periang dan selalu buatku tertawa. Tak biasanya seperti ini. Satu hal yang Aku
tau dari dalam dirinya, dia adalah seorang yang ambisius. Aku mengerti
kemauannya ini. Aku tak ingin menjadi orang yang menghalangi impiannya. Karna
perbedaan sekolah yang jauh jaraknya juga membuat kami jarang untuk bertemu
karna semakin oadatnya kegiatan menjelang UN
“Tas, si Danang minta lose contact sama gue. Dia bilang mau
fokus belajar” ucap ku lirih pada sahabatku tasya
“Serius lo? Lo kuat gitu ditinggalin selama itu tanpa kabar
sama sekali?”
“Yaa, mau gimana lagi Tas. Tapi nggak apa apa sih Tas, Gue
juga mau fokus Belajar buat kelulusan nanti. Usulan dia bagus juga, haha. Gue
nggak mau nyokap Gue sedih karena nilai gue ancur-ancuran”
“Hmmm, Gue kalo jadi Lo nggak kuat deh Din. Itu lama banget
tau gak?. Sebenernya mah bisa aja sih
saling support, lebay aja si danang”
“Yaudahlah, kita juga kan banyak tugas Tas. Biar aja
sama-sama fokus”
“Ngomong begitu sih tapi mata lo ngembeng gitu Din, Sok
tegar banget, hahaha”
“Nyebelin lo Tas, bukannya disemangatin” Dongkol ku pada
Tasya.
“Yaudah, Gue yakin dia nanti balik ke elo. Cuma yang gue
takutin dia itu keasikan sendiri akhirnya lupa sama lo”
“Masa gitu sih? Hubungan selama 1 tahun emang sebentar ya?”
tanyaku bodoh.
“Menuruttt looo Din? Siapa yang tau sih isi hati orang?
Apalagi lo selama ini jarang ketemu karena sama-sama sibuk”
“Yaudah lah, Kita liat aja nanti Tas”
“Oke deh, I always beside you Din. Jangan sedihhh” tasya
memelukku. Aku pun membalas pelukannya.
Malam ini percakapan Aku dengan Tasya berakhir. Tasya sedang
menginap dirumahku. Setiap minggu ia selalu sempatkan untuk menginap dirumahku.
Apalagi jika aku sedang dalam keadaan seperti ini. Aku bisa curhat semalaman
suntuk. Namun malam ini aku begitu lelah. Aku hanya ingin memejamkan mataku.
Melupakan semua yang sudah terjadi
**
Tanggal 21 maret
Sudah H-3 aku akan merayakan ulang tahun ku yang ke 17. Tak
ada sms yang kunjung datang. Aku sempat lupa dengan keadaanku yang sedang
sendiri. Aku mulai terhanyut dengan kesendirianku. Ditambah ini adalah
masa-masa akhir bersama sahabat-sahabatku disekolah. Waktu yang tepat untuk
kuhabiskan bersama teman. Namun pikiran tentang Danang kembali muncul.
“Tas, Dia kangen gue nggak ya?” mataku menerawang jauh.
“Hmm, Gue nggak tau Din. Lo kangen dia banget ya Din?”
“Sedih aja Tas, bentar lagi adalah momen terindah yang
harusnya bahagia. Gue agak nggak yakin dia ada buat gue sehari aja”
“Dinda sayang, Lo gaboleh patah semangat. Lagian juga kalo
Danang ngga ada buat lo, toh gue sama yang lain masih ada buat lo”
“Gue agak capek sebenernya”
“Din, denger gue deh. kalo dia sayang sama lo, dia bakal kirim pesan buat
lo. Kita liat aja nanti”
“Hmm, oke Tas. Thanks udah dengerin keluh kesah gue”
“Yee, udah tugas kali sebagai teman yang baik. Btw lo udah ngerjain PR fisika belom? Pak
alfred bisa ngamuk kalo kita belom pada ngerjain PR, haha”
“Belom semua nih, pusing kepala gue semalem”
“Yaudah buruan lo kerjain, bentar lagi Bel masuk”
No comments