Perubahan Gaya Pertemanan Saat Umur Kian Bertambah

No comments
Apakah diantara kalian yang mau menyempatkan diri untuk membaca tulisan saya ini,  pernah ngobrol dengan si ini jadi nggak nyambung? merasa sudah tidak cocok dengan si ini dan si itu? pernahkah pertemanan kalian yang sangat erat lalu berakhir pada kerenggangan hubungan ?.

Persahabatan saat SMA

Well, fenomena ini pasti akan dirasakan oleh mayoritas orang, dari berbagai latar belakang. Semakin bertambah umur, maka semakin dinamis kehidupan seseorang. Kita mempunyai banyak tuntutan untuk menempatkan beberapa prioritas dalam hidup. Sehingga urusan pertemanan pun bisa kita korbankan untuk mencapai suatu tujuan. Pengorbanan yang saya maksud adalah, kita mulai mengorbankan waktu dengan mengurangi intensitas bertemu dan saling berkabar dengan teman akibat kesibukan masing masing. Dalam suatu waktu ketika kita bertemu kembali dengan mereka, rasanya asing dan seperti mencoba mengenali orang tersebut dari awal kembali.


Mungkin saat kita masih duduk di bangku sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas, life goals seorang siswa hanya sekedar menyelesaikan tugas sekolah dengan baik dan mampu membanggakan orang tua, tentu waktu luang kita masih banyak untuk bersantai-santai ria dengan sahabat dan mengobrol semalam suntuk. Namun, lain hal ketika kita memasuki jenjang yang lebih tinggi. Ketika seseorang memasuki dunia kerja maupun kuliah, beban kita semakin bertambah dan tentunya berkaitan dengan masa depan. Waktu yang Allah sediakan untuk setiap orang pun tidak bertambah, tetap dengan 24 jam dalam satu hari dan 7 hari dalam satu minggu. Akan tetapi, kita mendapat tuntutan untuk mengerjakan banyak hal dan lebih kompleks lagi disaat dewasa, tentu waktu kita semakin sempit. 

Apalagi kita tahu, bahwa setiap orang memiliki passion dan mimpi yang berbeda-beda. Maka disini lah kehidupan yang sebenarnya dimulai. Semua orang mulai menyusun cara untuk meraih impian mereka masing-masing, tak terkecuali sahabat-sahabat kita. Perubahan gaya hidup, cara pandang dalam menilai arti sebuah pertemanan, pun kian berubah. Disini lah kita merasakan adanya gap besar dengan teman-teman lama.

Ada satu titik dimana kita merasa shock dengan perubahan gaya pertemanan saat menginjak umur 20-an. Bukan lagi gerombolan anak SMA yang gosip sana-sini, ke toilet rame-rame, ke acara pensi rame-rame. Satu persatu teman kita mulai menghilang entah kemana, teman baik, teman sekedar teman, sahabat yang menjauh. Kini, kita tidak bisa lagi memaksakan teman kita untuk selalu buat kita begitupun sebaliknya. Jarak memang mampu merubuhkan pertemanan yang telah dibangun sejak lama. Malah dengan fenomena seperti ini, setiap individu semakin kritis dan selektif dalam memilih teman untuk bercerita dan berbagi di umur 20- sekian. Kita semakin tahu, mana teman yang bisa kita percaya, teman yang cocok menjadi partner kerja, dan mana teman yang cukup disapa saja dan dijaga jaraknya.

Demi kemajuan diri, kita memang harus berani keluar dari cangkang atau keluar dari zona comfort kita. Mulai untuk mencoba cepat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, bersikap luwes dengan teman baru, mengolah perspektif baru dari mereka, juga mengkolaborasikan ide-ide baru yang kita dapatkan dari teman baru. Well, sebenarnya tidak terlalu buruk sih dengan perubahan-perubahan seperti ini. Hanya dari diri kita saja yang mau menerima dan menyikapi persoalan ini atau tidak. Toh ini merupakan kesempatan kita dalam mengembangkan diri.

Jadi, jangan langsung salah sangka ketika teman kita selalu beralasan untuk tidak kumpul, karena masing-masing mempunyai aktivitas yang berbeda-beda gaes. Lebih baik kita sama-sama berdoa saja supaya nanti bertemu saat sudah mencapai puncak kesuksesan, lalu berkumpul dan saling bercerita pencapaian hidup yang telah direncanakan dari saat ini.

Intinya, dalam pendewasaan diri, kita harus lebih bijak dalam menghadapi berbagai persoalan hidup yang semakin pelik. So, Life must go on !

Salam ! 

No comments